Advertising

Tuesday, April 1, 2008

Masihkah krisis?

Beberapa hari yang lalu, bapak Wapres kita bilang bahwa Indonesia sudah tidak krisis lagi, tapi kok keadaan masyarakat kita masih banyak yang krisis? Terutama ibu-ibu yang mulai kesusahan untuk mencari minyak tanah, yang rencananya mulai hari ini mau dicabut subsidinya.
Aku heran kok bapak wapres kita bisa-bisanya bilang sudah tidak krisis lagi, atau mungkin yang dia lihat hanya orang-orang yang mampu?
Memang untuk orang yang mampu krisis atau tidak krisis tidak masalah, lha wong duitnya akeh, nah kalo orang miskin? ya sami mawon tetep krisis, duitnya ora ono. Yang berasa mungkin tingkat "nanggung".
Mungkin krisisnya sudah lewat, cuma dampak dari krisis itu yang masih belum lewat, karena masih banyak rakya bangsa ini yang ternyata lebih menderita dibanding selama krisis, karena yang menikmati segala kebijakan yang digulirkan pemerintah hanya dinikmati sebagian masyarakat, contohnya pembagian kompor gas sebagai pengganti kompor 'minah', banyak mayarakat yang berhak menerimanya tapi tidak menerimanya, yang nerima e malah yang udah pada punya kompor gas.
Sekarang sih pandai-pandai nyikapi keadaan aja, yang merasa krisis sudah lewat ya syukur, yang merasa belum berusahalah untuk bisa melewati krisis

Tarif Seluler Turun!

Selasa, 1 April 2008 08:54 WIB
JAKARTA,SELASA - Implementasi penurunan tarif interkoneksi berbasis biaya mulai berlaku Selasa, 1 April ini. Artinya, mulai hari ini seharusnya tarif seluler di Indonesia sudah mulai turun. Pelanggan seluler dapat menikmati tarif seluler yang lebih rendah dari biasanya.
Interkoneksi adalah keterhubungan antar jaringan telekomunikasi originasi maupun terminasi dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda. Pemerintah pada 4 Februari 2008 lalu, menetapkan tarif baru interkoneksi berbasis biaya, yang berimplikasi penurunan tarif seluler antara 20-40 persen, sedangkan tarif telepon tetap antara 5-20 persen. Penurunan tarif interkoneksi sekitar 20-40 persen merupakan salah satu komponen dalam menentukan tarif pungut atas layanan telekomunikasi kepada pelanggan.
Beberapa operator sejak awal-awal sudah mengindikasikan kesiapannya untuk menurunkan tarif ritel mereka. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) disebut-sebut akan menurunkan tarif ritel seluruh layanan rata-rata sekitar 20 persen. "Tarif telepon akan turun rata-rata 20 persen, untuk semua jenis layanan seperti tarif seluler (Telkomsel), telepon tetap nirkabel (FWA/Flexi)," kata Direktur Enterprises and Wholesale Services Telkom, Arief Yahya, beberapa waktu lalu.
Sementara PT Excelcomindo Pratama (XL), menurut sang Dirut Hasnul Suhaimi, tarif rata-rata XL tahun 2008 ini diturunkan menjadi sekitar Rp 400 per menit, lebih rendah dibanding tahun 2007 yaitu Rp 540 per menit. Pada tahun 2006 rata-rata tarif XL Rp 880 per menit, tahun 2005 rata-rata Rp 1.160 per menit, dan tahun 2004 rata-rata Rp 1.560 per menit.


ITU - 2005 - Mobile Prices

Sort By Voice Tariff
-------------------------------------------------------------
Voice Tariff Ranking By Country
Voice Tariff Voice Tariff
Peak Off Peak
--------------------------------------------------------------
1 Sierra Leone 17,812 15,368
2 Kuwait 13,809 13,809
3 French Polynesia 9,761 9,761
4 Fiji 9,154 9,154
5 Switzerland 8,052 6,722
6 Seychelles 7,021 3,511
7 Cote d'Ivoire 6,879 3,440
8 Japan 6,738 6,738
9 Austria 6,662 3,527
10 France 6,466 6,466
170 Indonesia 1,054 733
195 Hong Kong, China 363 363


source : Kompas.com